Mahasiswa Teknik Elektro UMS ikuti KKN-MAs ke Lombok berikan kontribusi nyata kepada masyarakat

Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Aisyiyah (KKN Mas) adalah salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah seluruh Indonesia secara bersama-sama yang pelaksanaannya dikelola oleh pengurus KKN MAs berdasarkan Surat Keputusan Konsorsium Nasional LPPM PTMA Nomor 007/A.2-III/K-P/XI/2020. KKN MAs bertujuan sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dalam pengejawantahan surat Al-Ma’un sesuai dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah – Aisyiyah serta ajang silaturahmi nasional PTMA Seluruh Indonesia.
KKNMAs tahun 2021 ini lokasinya di Lombok Barat & Lombok Utara. Jumlah peserta dari Kampus UM Surakarta sebanyak 20 Mahasiswa setelah dilakukan tahap seleksi, termasuk 3 mahasiswa dari fakultas Teknik. Ikhsan Arif Puwoko merupakan salah satu mahasiswa dari Teknik Elektro angkatan 2018 sekaligus Ketua Umum Tapak Suci Unit 003 UMS periode 2021 yang mengikuti program ini. Keberangkatan KKNMAs ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2021 dari Gedung Induk Siti Walidah menuju Bandara Ir. Djuanda Surabaya lalu terbang menuju Lombok pada tanggal 11 Agustus 2021. Pada awal kedatangan di lombok, peserta di jemput oleh panitia dari Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dari bandara menuju kampus, dimana perjalanannya hanya butuh waktu kurang lebih 1 jam. Sesampainya di kampus penerapan protokol kesehatan sangatlah ketat, dimana mahasiswa yang datang dari luar Lombok harus karantina terlebih dahulu selama 12 jam kemudian diwajibkan swab antigen untuk memastikan bahwa yang datang di UMMAT benar-benar aman dari Covid-19.


Selama kurang lebih 1 bulan di Lombok Banyak sekali pelajaran, ilmu dan pengalaman yang didapatkan oleh peserta KKNMAs ini, dari mulai kultur budaya hingga problematika yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Mas Arif menceritakan bahwa dia ditempatkan di Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat dimana letaknya tidak jauh dari Kota Mataram (ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat), hanya 15 menit menuju lokasi.
Ada lima persoalan besar yang dihadapi oleh mahasiswa peserta KKNMAs di desa tersebut, yaitu desa yang memiliki angka stunting dan pernikahan dini yang tinggi di Lombok Barat, kurang sadarnya warga sekitar tentang pentingnya merawat lingkungan, kurangnya edukasi mengenai vaksin dan menjaga protokol kesehatan di masa pandemi, dan kurangnya SDM yang berkompeten untuk mengelola potensi bukit sebagai desa wisata serta dampak Pandemi Covid-19 terhadap pendidikan di sekolah. Dari kelima persoalan besar tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok mahasiswa sesuai dengan kompetensi program studi untuk bisa membantu pada problem yang ada. Untuk masalah pendidikan dikerjakan oleh mahasiswa dari pendidikan dan psikologi, untuk persoalan kesehatan dan sosialisasi covid digarap oleh mahasiswa program studi kesehatan dan untuk permasalahan pada pengolahan sumberdaya alam dikelola mahasiswa dari Fakultas Teknik.
Dalam kurun waktu satu bulan tersebut para peserta KKNMAs sudah mampu mengurai problem yang ada untuk kemudian lakukan berbagai aksi, mulai dari memberikan edukasi tentang bahaya stunting dan pernikahan dini yang menghadirkan pembicara ahli dari BKKBN Lombok Barat, penyuluhan pada upaya pencegahan Covid-19 serta manfaat vaksin, pembuatan sekolah darurat dan pendampingan belajar, serta mencoba membuat Grand Design pariwisata yang memanfaatkan potensi Bukit Mesanggok dan memberikan konsep energi terbarukan untuk mensuplai penerangan jalan dengan PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid) yaitu penggabungan antara pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga angin (bayu).
Dari kegiatan KKNMAs ini peserta dari Teknik Elektro UMS, mendapatkan banyak pelajaran. Salah satu di antaranya bahwa indonesia masih sangat butuh pengabdian nyata dari para mahasiswa dan akademisi lainnya, karena kehadiran akademisi ke tengah-tengah masyarakat terbukti banyak memberikan solusi nyata untuk masyarakat Indonesia, sebagaimana pemikiran yang pernah disampaikan oleh Bapak Mohammad Djazman Al-kindi “Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah. (IkhsanAP, DP)