Program Bangkit merupakan studi independen yg diprakarsai oleh Google bersama 3 unicorn Indonesia, yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka dan secara resmi menjadi Program Kampus Merdeka Kemendikbud tahun 2021. Pendaftaran Program Bangun Kualitas Manusia Indonesia (Bangkit) ini sendiri dibuka pada bulan January 2021, dengan jumlah pendaftar lebih dari 40.000 mahasiswa dari seluruh wilayah Indonesia. Calon peserta diseleksi dengan mengikuti serangkaian test: matematika dasar, test kepribadian, fundamental programming, dan kalkulus. Dari test itu terpilih 3000 peserta yaitu 1000 peserta untuk program machine learning path, 1000 peserta untuk cloud computing path, dan 1000 peserta untuk Mobile Development (Android). Program bangkit dimulai tgl 25 february dan berakhir 15 July 2021.
“Selama di Bangkit saya banyak belajar, baik Android development maupun Career Development, dari para instruktur dan ahli dari Indonesia dan luar negeri. Kurikullum di Program Bangkit sangat padat, dan ini merupakan tantangan bagi saya karena ini merupakan kali pertama saya belajar Android Development menggunakan bahasa pemorgraman Kotlin. Saya harus bisa mempelajari sendiri agar dapat menyelesaikan semua tugas tepat waktu terlebih dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yg ada di path Mobile Development hanya saya. Di Program Bangkit juga diajarkan no tolerance for plagiarism, dimana kode yg kita buat tidak boleh sama dengan siswa lainnya. Jika terdeteksi mencontek atau hanya copy paste maka siswa dibekukan tidak bisa mengikuti pembelajaran selanjutnya,” ungkap Reggya Mayang Ratih, mahasiswi Teknik Elektro UMS angkatan 2018 yang lolos seleksi dan mengikuti Program Bangkit Kemendikbud ini.
“Hal yg paling menarik di Bangkit adalah Capstone Project dimana saya bisa berkolaborasi dengan tim dari Cloud Computing, dan Machine Learning. 1 team terdiri dari 6 mahasiswa, bekerjasama untuk menciptakan aplikasi untuk membantu memecahkan permasalahan di Indonesia. Tim saya waktu itu membuat aplikasi Food Explorer dimana aplikasi ini membantu UMKM makanan tradisional agar mampu bersaing dengan makanan kekinian atau makanan dari negara lain yg menjamur di Indonesia. Dari 490 team Capstone Project diambil 15 terbaik untuk didanai oleh Kemendikbud sebesar 15 ribu USD dan 5 ribu USD dari Google. Dari 490 tim capstone project ini diseleksi terlebih dulu menjadi 50 besar, dan waktu itu tim saya berhasil masuk 50 besar. Saya sangat senang sekali tim saya bisa termasuk dalam 50 besar. Selanjutnya dari 50 besar ini diseleksi lagi, yaitu mengikuti presentasi di depan juri dari Google, Gojek, Tokopedia, Traveloka dan dari mitra kampus. Dari seleksi itu didapatkan 15 tim terbaik untuk didanai dalam pengembangan aplikasi yang diusulkan dan menjadi penerus tech companies di Indonesia. Walaupun tim saya belum berkesempatan masuk 15 besar, saya tidak patah semangat dan saya harap banyak mahasiswa di UMS terlebih Teknik Elektro bisa mengikuti program ini, apalagi jika capstone project dilanjutkan kita bisa menyiapkan bersama teman-teman mahasiswa lain karena jika sampai berhasil didanai untuk menjadi sebuah start-up tentu ini akan berdampak pada nama baik Teknik Elektro dan UMS,” lanjut Mbak Regia yang sangat antusias menceritakan program Bangkit yang telah diikutinya.